Ada
dua orang bersaudara. Yang satu ahli ibadah sedangkan yang satu lagi tukang
maksiat. Suatu hari tukang ibadah digoda oleh nafsunya untuk mengikuti
syahwat nya. Nafsunya memprovokasi bahwa dirinya sudah sangat lama menghabiskan
umurnya dalam beribadah. Ia berandai-andai bahwa jika dirinya selesai
melampiaskan nafsunya, ia akan segera tobat karena dirinya mengetahui bahwa Allah
Maha Pengampun dan Maha Penyayang. Dalam hatinya tukang ibadah ini berkata, “Saya
akan turun ke lantai bawah tempat saudaraku berada. Saya akan mengikuti apa
yang di lakukan olehnya (yaitu melampiaskan nafsu dengan berbagai bentuk
maksiat dan kesenangan). Setelah itu saya akan bertobat dan menghabiskan umurku
untuk beribadah kepada Allah. Maka turunlah dia ke lantai bawah sambil
membawanya tersebut.
Adapun
saudaranya yang tukang maksiat, dalam hatinya, berkata, “Saya telah
menghabiskan umurku dalam kemaksiatan. Sedangkan saudaraku terus-terusan
beribadah. Saudaraku akan masuk surga sedangkan saya akan masuk ke dalam
neraka. “Demi Allah, saya akan tobat dan naik ke tempat saudaraku untuk ikut
serta beribadah dengannya. Saya akan menggunakan sisa umur ku untuk beribadah. Semoga
allah memaafkanku. “Maka, dia naik ke atas untuk menemui saudaranya dengan niat
tersebut.
Sementara
itu, saudaranya sedang di atas bermaksud turun ke bawah dengan niat untuk ikut
melaksanakan maksiat sedang menuruni anak tangga. Tiba-tiba, kakinya terkilir
dan jatuh ke bawah. Jatuhnya tepat sekali menimpa saudaranya yang akan naik ke
atas dengan niat bertobat.keduanya meninggal seketika. Si tukang ibadah di
bangkitkan oleh allah dalam keadaan berniat maksiat sedangkan si tukang maksiat
di bangkitkan oleh allah dalam keadaan berniat untuk beribadah.
Diambil dari
Kumpulan Kisah Al-Ghazali
Irsyan Basya (pengumpul)
Hasyimi, 2010, Bandung
Diketik Ulang oleh:
Raden Ajeng Siti sarkini
Komentar
Posting Komentar