Belajar Mencintai Al-Qur'an

Kelas Mencintai Al-Qur'an

 

Witing trisno jalaran soko kulino. Bisa karena terbiasa. Di Pondok Al-Qohar, belajar mencintai al-Quran ditempuh dengan serangkaian pembiasaan yang bertingkat dan bervariasi. Mulai dari mengenal-mengeja huruf dan kata di tingkat TPA. Kemudian tingkat membaca al-Qur'an secara langsung di kelas Bin Nazhar, yang mulai intens diselingi pembelajaran Tajwid-Fashohah. Mulai tahap ini, mushaf yang direkomendasikan untuk santri al-Qohar adalah Mushaf Ayat Pojok dengan layout pembagian juz berdasarkan cetakan Turki, bukan India.

Tingkat selanjutnya adalah menghafal al-Qur'an. Kelas Tahfizh ini dijalani setelah berhasil mendapatkan syahadah qiro'ah bin nazhar yang berstatus maqbul (diterima). Pada kebiasaannya, setoran hafalan dimulai dari Juz 30, 29, 28 lalu dilanjutkan Juz 1 dan seterusnya. Setiap hari, santri al-Qohar menyetorkan hafalannya dua kali: setelah jamaa’ah Shubuh untuk setoran hafalan tambahan; dan setelah jama’ah Ashar untuk setoran hafalan muroja’ah (mengulang hafalan lama).

Untuk jumlah setoran hafalan baru bisa menyesuaikan kemampuan santri: ada yang satu kaca, setengah kaca, atau bahkan untuk pemula sepertiga kaca. Setiap hafalan tambahan disetorkan dengan mengulang hafalan empat kaca hafalan baru sebelumnya. Ini agar memori hafalan baru bisa terus diulang-ulang sehingga kuat-menancap. Sedangkan untuk muroja’ah, disetorkan lima kaca atau seperempat juz secara berurutan.

Dalam fase ini, santri mulai diperkenalkan dengan tahsin qiro’ah. Jadi, setelah dinilai cukup menguasai qiro’ah Murattal, lalu dilanjutkan belajar qiro’ah Mujawwad. Melagukan al-Qur’an, nagham dengan maqamat (Rast, Shoba, Hijaz, Nahawand, Jiharkah, Ajam, Sikah, dll) dengan segenap tangga nadanya (qarar, nawa, syury, jawab, jawabul jawab). Selain program tahsin, mulai disisipi dengan memahami isi al-Qur’an; baik melalui pengajian rutin Tafsir Jalalain atau kajian Ulumul Qur’an dengan ngaji-maknani kitab al-Itqan fi Ulumil Qur’an.

Pembiasan lainnya juga di-ikhtiari dengan melakukan “Sema’an Qur’an” atau tasmi’. Ini bisa sema’an per satu Juz, dan bisa juga sema’an Khatmil Qur’an 30 Juz. Juga tasmi’ dengan cara memperdengarkan qiro’ah murottal atau qiro’ah mujawwad setiap beberapa saat sebelum adzan sholat lima waktu (kecuali sebelum isya’). Qori’ yang bacaannya mp3-nya sering diputar adalah Syeikh Mahmud al-Husoiri dan Syeikh Hajjaj al-Hindawi. Dengan lantunan yang bisa didengar santri al-Qohar di kamar, aula, diharapkan ada proses internalisasi aural bacaan Qur’an ke alam bawah sadar santri.

Tasmi’ al-Qur’an juga dilangsungkan ketika jama’ah sholat jahriyyah seperti Maghrib dan Shubuh, dimana setiap raka’at jahr, setelah bacaan wajib surat al-Fatihah dilanjutkan dengan membaca setengah kaca secara berurutan dari halaman “Mushaf Qiyam” (mushaf al-Qur’an yang ukurannya lebih besar dari mushaf besar biasanya. Sedemikian besar tulisannya agar memudahkan dibaca Imam saat sholat jama’ah). Maka secara tidak lansung, ada prosesi jama’ah, tasmi’ al-qur’an bagi santri makmum, dan sekaligus proses mengkhatamkan al-Qur’an dalam sholat. Setiap hari, melalui bacaan qiyam per-kaca di sholat Maghrib dan Subuh, otomatis dalam jangka waktu kurang dari satu tahun—biasanya sebelum bulan Ramadhan, santri Pondok Al-Qohar telah mengkhatamkan al-Qur’an dalam sholat.

Proses mencintai al-Qur’an masih terus dilanjutkan. Ada surat-surat tertentu yang di-istiqamahi dibaca setelah jama’ah sebagai wirid. Surat al-Waqi’ah setelah maghrib. Surat ar-Rahman setelah subuh. Al-Mulk setelah zhuhur. Al-Kahfi setelah jum’atan.Yasin setiap malam jum’at. As-Sajdah setelah tahajjud. Dengan rutin dibaca, diharapkan Allah berkenan memberikan bekas atsar di hati pembacanya.

Jalan lainnya adalah sisipan doa yang mengiringi setoran al-Qur’an. Berikut ini adalah beberapa doa, sholawat, dan qasidah yang di-istiqamahkan di Pondok Al-Qohar. Sebelum dimulai, secara santri secara bersama-sama melantunkan syi’ir doa Allohummarhamna bil Qur’an:

اللَّهُمَّ ارْحَمْنَا بِالقـــــــــــــــــــــــــــُرْءَانِ | وَاجْعَلْهُ لَنَا إِمَامًا وَنُورًا وَهُدًا وَرَحْمَةً

اللَّهُمَّ ذَكِّرْنَا مِنْهُ مَا نَسِينَا | وَعَلِّمْنَا مِنْهُ مَا جَهِلْنَا

وَارْزُقْنَا تِلَاوَتَهُ ءَانَآءَ الَّيْلِ وَأَطْرَافَ النَّهَارِ

وَاجْعَلْهُ لَنَا حُجَّةً يَا رَبَّ الْعَالَمِينَ

“Ya Allah rahmatilah kami dengan al Qur’an. Jadikan ia imam kami, cahaya, petunjuk dan rahmat bagi kami.

Ya Allah ingatkanlah kami yang lupa dan ajari yang kami bodoh terhadapnya.

Karuniakanlah kami membacanya sepanjang siang malam dan siangnya.

Jadikanlah al-Qur’an sebagai pembela kami, wahai Tuhan sekalian alam.”

 

Atau Kalamun Qadimun:

كَــلاَ مٌ قَدِ يمٌ لاَ يُمــــــــــَلُّ سَمَــا عُـهُ  #  تَنَــزَّهَ عَن قَـــــــــــــــــو لٍ وَفِعلٍ وَنِيَّــــةٍ 
بِهِ اَشتـــَفِى مِن كُلِّ دَا ءٍ وَنُـــــــــو رُهُ #  دَ لِيــلٌ لِقَلــــبِي عِندَ جَهــلِى وَحَيرَ تِى 
فَيَـا رَبِّ مَتِّعــنِي بِسِـــــرِّ حُرُوفِــهِ  #  وَنَوِّر بِهِ قَلبِي وَسَمعِــى وَمُقلَــتِى 
وَيَارَبِّ يَا فَتَّــــاح اِفتَح قُلُوبَــــنَا  #  وَفَهِّم بِهِ قَلــــــبِى عُلُومَ الشَّرِيعَةِ

وَصَلِّ وَسَلِّم يَا اِلـــهِى لِمُنــــــذِرِ #   عَدَدَ حُرُوفٍ بِالقُرانِ وَالسًّورَةٍ 

Al-Quran kalamullah yang qadim yang tak pernah bosa mendengarnya

Yang disucikan dari ucapan, perbuatan dan kehendak

Dengan al-Quran itu aku minta kesembuhan dari segala penyakit dan Cahaya al-Quran

itu menjadi petunjuk hatiku ketika aku dalam kebodohan dan kebingungan

Wahai Tuhanku, anugrahilah aku dengan rahasia dalam huruf alquran

dan berilah cahaya dihatiku pendengaran dan mataku berkat alquran

Tuhanku yang Maha pembuka, bukakanlah hati kami

dan fahamkanlah hati ini dengannya ilmu-ilmu syariat

Limpahkanlah sholawat serta salam ya Tuhanku kepada Sang Penyeru (nabi Muhammad saw)

sebanyak huruf-huruf dan surat-surat al-Quran

 

Setelah setoran, baik bin nazhar atau bil ghoib, santri al-Qohar dibiasakan sholawat li Hifzhil Qur’an atau Sholawat untuk menghafalkan al-Qur’an:

اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدَ نَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ

صَلاَةً اَنَالُ بِسِرِّهَا حِفْظ اْلقُرْآنِ وَالْعَمَلَ بِهِ

وَارْزُقْنِي مِنْهُ عِلْمًا مُنِيْرًا وَسَلِّمْ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا

 Ya Allah, limpahkan shalawat atas junjungan kami Nabi Muhammad dan atas keluarga serta sahabatnya, dengan rahmat yang melalui rahasianya aku bisa menghafal Al-Quran dan mengamalkannya. Dan berilah aku rizeki darinya ilmu yang bercahaya. Juga limpahkan keselamatan dengan keselamatan yang banyak.

 

Dan setiap jeda kegiatan, diperdengarkan audio Sholawat Qur’aniyyah dari Pondok Madrasatul Qur’an Tebuireng Jombang:

صَلاةُاللهِ وَالسَّلامْ .  عَليَ مَنْ اُوْحِيِ اْلقُرْآنْ

صَلاةُاللهِ وَالسَّلامْ . عَليَ مَنْ اُوْحِيِ اْلقُرْآنْ

وَأَهْلِ بَيْتِ اْلكِرَمْ . وَصَحْبِهِ ذَوِى اْلقُرْآنْ

 

سَلاَمُ اللهِ وَالرِّضْوَان . عَلَى مَنْ عَظَّمَ الْقُرْآن

سَلاَمُ اللهِ وَالرِّضْوَان . عَلَى مَنْ عَظَّمَ الْقُرْآن

بِقَلْبِ خَالِصٍ نَوَى . مُحِبِّ رَاغِبِ القُرْآن

 

فَطُوْبَى مَنْ تَعَلَّمَا . وَبَعْدَ عَلَّمَ الْقُرْآن

فَطُوْبَى مَنْ تَعَلَّمَا . وَبَعْدَ عَلَّمَ الْقُرْآن

وَدَامَ عِنْدَ كُلِّ حِيْنٍ . مُرَتِّلاً تَلاَ الْقُرْآن

 

Kesemua doa dalam syair, shalwat, maupun qashidah bermuatan satu jua, yakni pengharapan agar didekatkan, cinta, dipahamkan, dan dihidupkan bersama al-Qur’an. Seperti motto KH. Yusuf Masyhar, pengasuh pondok Madrasatul Qur’an dimana penulis dulu nyantri: ”Hamilul Qur’an; lafzhan, wa ma’nan, wa amalan”. Tidak sekadar hafizh (hafal) tapi hamil (mengandung) al-Qur’an. Mbobot Qur’an, lafal, makna, dan perilakunya. Amin.

 

 

Ayiko Musashi,

Tulung, Klaten, 19 Februari 2021

Komentar

Related stories